Jumat, 07 Oktober 2011
Netherland city of dam
Belanda. Negeri berpenduduk sekitar 15,8 juta orang dengan luas hanya 41.548 km² dimana sekitar 27 persen wilayahnya berada di bawah permukaan laut merupakan kiblat dalam teknologi pengelolaan air dan konstruksi bendungan. Pengalaman lebih dari 2000http://www.blogger.com/img/blank.gif tahun menghadapi gempuran ombak telah membentuk budaya inovatif masyarakat Belanda & mendorong berkembangnya teknologi konstruksi yang kini menjadi acuan berbagai negara.
Bencana air bandang dari Laut Utara pada 1953 membuat banyak warga Belanda memikirkan jalan keluar yang paling tepat agar tetap bisa tinggal di tanah air mereka. Daerah yang sebagian daratannya lebih rendah daripada permukaan air laut, dan memiliki Netherland sebagai nama lain negeri mereka.
Pilihan jalan keluar yang dilaksanakan kemudian antara lain 13 bendungan raksasa yang dibangun secara bertahap. Mulai dari bendungan di Sungai The Hollandse Ijssel di timur Rotterdam, The Ooster Dam di Zeeland, hingga The Maeslantkering di Niuwe Waterweg, Rotterdam.
Ke-13 bendungan raksasa tersebut adalah bukti bahwa Belanda benar-benar bertekad untuk bisa menaklukkan air. Komponen alam yang dapat menyerang tiba-tiba dengan volume yang besar dan menghanyutkan apa saja itu dikendalikan melalui bendungan tersebut. Dan diharapkan, setiap warganya pun menjadi lebih aman dan tentram.
Bendungan-bendungan tersebut tak hanya berfungsi untuk menahan terjangan air yang melanda ke daratan. Mereka dijadikan pula tempat penelitian, serta menjadi panutan akan teknologi bendungan yang kemudian dipelajari dan diadopsi di seluruh dunia. Fungsinya pun tak berkutat pada air laut saja, tapi juga terpaan air daratan dan lainnya.
Luctor et emergo. Begitu semboyan yang dibanggakan rakyat Zeeland, sebuah provinsi yang dikepung air laut di pucuk selatan Belanda. Artinya, kira-kira, "Saya berjuang dan saya akan menang."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar